November 25, 2015

Happy Bornday

Tanggal 12 november kemarin gue berultah. Dari mulai pesta surprize kecil-kecilan dari sahabat-sahabat gue, kado dari orang-orang special yang bercokol di kehidupan gue, semua gue dapatkan. Mengetahui kelakuan gue yang ubnormal, gue bahagia ternyata masih banyak orang-orang yang menyayangi gue dengan tulus. Thanks gengs.

Dan di umur gue yang udah nggak bisa dibilang remaja lagi, ada satu do'a yang paling banyak terlontar buat gue, yaitu: 'Semoga cepat menemukan guardian angel, cepat nikah, cepat punya anak, punya cucu dan lain-lain masih terikat erat hubungannya dengan kata (n-i-k-a-h).' Yang bikin gue heran adalah do'a cepat punya cucu, yaelah setua itukah gue? Nikah aja belum? -_-

Tapi apapun do'a itu, gue yakin itu do'a yang baik dan yang bisa gue lakukan adalah meng-amin-kan do'a itu. Amiin.

Soal do'a yang paling banyak terlontar, gue jadi ingat ada satu pertanyaan ngeselin yang juga menyaingi do'a cepat nikah di ulang tahun gue kali ini.

Sebelum berlanjut ke hal-hal yang lebih ekstrim, gue pengen bahas tentang perbedaan orang yang baru bertemu dengan orang yang udah lama nggak bertemu lalu baru bertemu lagi. Gini. Biasanya orang yang baru bertemu itu menyapa seperti ini: 'Hai, nama kamu siapa? Boleh kenalan nggak?' Sedangkan orang yang udah lama nggak bertemu dan baru bertemu lagi, menyapa dengan kata-kata seperti ini: 'Hai apa kabar? Udah nikah belum?' *Jleb.

Sebenarnya itu pertanyaan yang mudah dijawab buat orang-orang yang udah nikah. Dan pertanyaan yang super sulit dijawab buat orang-orang seumuran gue yang belum nikah. Kampret.

Berdasarkan pengalaman gue dan pengalaman beberapa orang yang senasib sama gue, fix itu adalah pertanyaan ngeselin yang bikin gue putar otak buat cari sebaiknya jawab apa dan bagaimana. Mau jawab: 'Yaelah gue kan masih muda.' Tapi nggak sinkron sama fakta, mau jawab: 'Gue masih nunggu bang Raditya Dika.' Takutnya malah dibalikin gini: 'Emang bang Raditya Dika bakal mau sama lo?' *Jleb.

Dan akhirnya sering kali gue jawab dengan kata-kata berikut ini: 'Belum.' Sambil tertawa lalu memalingkan pertanyaan itu ke topik lain, atau kadang gue jawab: 'Besok, tapi bawain calonnya ya." Yaelah masih sambil ngakak juga gue jawabnya. Dan tentunya masih banyak jawaban-jawaban gue yang lainnya, seperti kalau orang yang lebih tu'a dari gue yang nanyain ke gue: 'Iya do'ain aja secepatnya agar bertemu jodoh pak.' atau 'Insya'allah secepatnya bu, jika sudah bertemu jodoh.' Sama aja ya? Atau bisa juga ngikutin iklan: 'Mungkin besok, mungkin lusa.' Sambil memasang muka cuek.

Hahahahahaha................

Tenang-tenang nggak usah galau gals. Kalem, jodoh itu nggak akan lari ke jodoh orang lain kok, prinsipinya gitu. Tapi jangan muka kalem tapi hati gelisah gitu dong gals, kayak siapa ya? Hahaha...

Oke stop. Gue nggak mau jadi penyebab orang-orang gagal move on dari mantan yang udah dibuang ke tempat sampah cuma gara-gara jadi jomblo ngenes. Gue juga nggak mau jadi top jomblo paling unyu yang mengalahkan populernya miss universe 2015. Kasian kan kalau miss universe-nya jadi nggak laku gara-gara gue, gue nggak mau jadi sejahat itu. Apa sih? -_-

Membahas ulang tahun dan musim hujan di bulan november, hati gue terkadang merasa dingin. Gue bukan berharap didatangi pangeran berkuda putih, bukan pula berharap untuk didatangi cowok keren dengan mobil ferrari. Yang gue inginkan hanya satu orang yang sangat gue sayangi hadir dan memeluk gue di hari ulang tahun gue. Dan itulah impian masa lalu gue yang sampai besok nanti mungkin nggak akan pernah gue capai.

Ya. Saat menjadi dewasa, gue mengerti bahwa apa yang gue inginkan nggak bisa se-egois seperti mainan yang harus ada saat gue memintanya waktu balita.

Sebenarnya dewasa dan balita itu memiliki persamaan, balita akan menangis saat mainannya diambil orang. Begitupun orang dewasa, ibarat mainan yang diinginkan balita, mereka menginginkan sesuatu lebih dari apa yang dirasakan balita, saat orang-orang dewasa tidak mendapatkan sesuatu itu, maka: mungkin mereka tidak akan menangis tapi hati mereka akan merasa kecewa dan kecewa itu lebih menyakitkan dari sekedar menangis karena menginginkan mainan saat balita.

Perbedaannya, orang-orang dewasa akan terus mengingat tentang sesuatu itu sedangkan balita akan melupakan mainannya saat menemukan mainan yang lebih menarik.

Dulu gue menginginkan bokap gue hadir di hidup gue dan itu mustahil. Lalu gue ralat hanya di hari ulang tahun gue, hanya di 12 november, gue ingin bokap ada, hanya di hari special yang dulu menjadi hari bahagia buat bokap-nyokap gue. Dan itu pun mustahil.

Gals gue rasa, gue nggak mungkin ralat keinginan gue lagi untuk menemukan bokap kandung yang baru. -_-

Dulu atau sekarang, satu orang itu adalah bokap gue.

November 23, 2015

Nggak Gini

Haaaaaaiiiiiiiiiiiii gals, setelah berabad-abad gue nggak parkir di garasi ini. Gue cewek kalem nan lugu yang nggak pernah ngerusuhin hidup para gorila di hutan, juga nggak pernah ngerusuhin para jones abadi yang lagi galauin siluman guardian angelnya. Gue mau menyatakan dan mengingatkan tentang keberadaan gue yang membuat hidup monyet afrika kocar-kacir karena takut kesaing sama gue. Sial gue mendadak turun kasta gara-gara itu monyet-monyet bergabung menjadi aliansi haters cewek paling kece se indonesia di alam mimpi gue yang kurang indah. Ah kampret.

Sorry sebelumya gue mau minta maaf, karena gue nggak menerima bentuk pertanyaan apapun yang menanyakan tentang keberadaan gue selama ini. *Jiaah gue kira gue siapa?

Yes gue yakin nggak ada satupun dari kalian yang bertanya-tanya tentang keberadaan mahluk paling imut karya Tuhan Yang Maha Esa yang membuat kepopuleran di dunia alam-alam mahluk yang mencintai keharmonisan rumah tangga negara, rumah tangga tetangga, rumah tangga mantan terindah. *Eh salah pengetikan.

Nggak usah ditanya, gue sibuk gals, sibuk banget sampai-sampai gue kurang tidur, jarang makan, dan pokoknya nggak sempat ngapa-ngapain, nggak sempat buang mantan, nggak sempat ngasih minum orang utan di bonbin yang haus kasih sayang, pokoknya judulnya gue nggak sempat. Yaa siapa sih yang nggak kenal sama Maudy Ayunda? Itu loh idola gue, dan apa hubungannya keles?

Hari ini sebenarnya gue bingung, gue nggak tahu harus nulis apa, mau cerita apa. Gue capek gals, gue capek sama semuanya, gue capek dikacangin sama kacang, gue capek dijadiin kambing conge sama kambing, dan yang paling bikin gue capek adalah, gue capek dikira Maudy Ayunda terus. Gue capek, gue lelah, karena gara-gara itu gue nggak punya kebebasan. Lo bayangin deh gimana rasanya jadi orang yang selalu dikuntitin kayak gue, gue pergi ke pasar beli ikan asin dikuntit, gue beli minyak urut buat mbah marijan dikuntit, dan yang paling ganggu adalah waktu gue lagi holiday ke paris di alam bawah sadar, gue juga dikuntit.

Pertanyaan terbesar gue adalah alasan kenapa mereka nungguin gue yang lagi buang sesuatu di wc umum, apa karena wewangian yang gue buang, atau karena mereka baru ngemil cabe-cabean. Gue nggak ngerti.

Lo tau nggak sih? Awalnya gue berpikir, hal yang paling bikin gue nggak nyaman adalah saat gue harus dilema gara-gara gue bingung nggak tahu apa yang harus gue lakukan untuk sebuah masalah yang nggak tahu ujungnya gimana. Dan ternyata dugaan gue salah besar, masih dengan keadaaan gue yang sedikit normal, kata lainnya setengah normal. Gue berpikir keras sampai otak gue lempeyengan, apaan sih lempeyengan? Sumpah gue baru ngucapin ini kata dan gue nggak tahu artinya. Maksud gue otak gue kayak lagi  diputar-putar sama bang Raditya Dika. Alasan kenapa gue milih bang Raditya Dika, itu karena gue ngefans sama doi. Dan itu maksudnya.

Jangan bilang lo masih nggak ngerti? Karena gue juga nggak ngerti.

Oke gue mau jelasin tentang ketidaknyaman yang paling gue rasakan di sore waktu itu. Lo kenal kan sama gue? Gimana gue? Kayak apa gue? Tapi jangan disebutin juga keles kalau gue pecicilan, nggak bisa diam, bawel, suka teriak-teriak kayak orang kemalingan, setengah mirip artis setengah mirip orang gila, enak aja gue disebut setengah orang gila? Yang benar itu setengah orang yang kadang suka bercanda berlebihan, lebai dong? Ah kenapa gue jadi kelihatan nggak keren?

Oke cukup, gue memang suka terlalu over menceritakan kelebihan gue. Kayaknya kekurangan atau kelebihan itu memang beda tipis ya. *Jleb.

Hal yang paling bikin gue nggak nyaman adalah saat gue menjadi nggak tahu apa yang harus gue ucapkan, saat gue menjadi kehabisan bahan yang akan gue obrolkan, dan gue kehabisan kata-kata yang mau gue bicarakan.

Kampret. Gue bagai manusia yang nggak ngerti bahasa mahluk luar bumi yang gue belum tahu wujudnya kayak apa. Rasanya gue ingin tutup muka gue pakai muka Selena Gomez, yang kata orang-orangan lebih mirip sama gue dibanding idola gue Maudy Ayunda. Yaelah, padahal gue Maudy Ayunda tulen nggak lebih, nggak kurang. Biar kata Justin Bieber gantengnya selangit luar dalam bumi, doi kan cuma mantan. Duh mantan oh mantan? Mantan majikan?

‘Mau bilang apa tapi takut salah, bilang tidak ya? Bilang tidak ya?’ Ternyata gals, gue masih memiliki sisi pemalu meski lebih condong ke malu-maluin. Ets gak usah jadi nyanyi juga keles.

Solusinya gue masih berpikir. Gue jadi berpikir jasad gue ini bukan roh gue. Roh yang tertukar atau jasad yang tertukar gue masih belum tahu. Apa gue mesti nyewa detektif conan, biar diselidiki sampai keren. Ya sekeren muka gue saat ngeden. Aaaaaaaaak…………. ceritanya gue teriak loh, kampret malah dibilang sekarat.

Oh ya gue baru beli buku KOALA KUMAL karya bang Raditya Dika, sumpah ngakak lagi bang bacanya. Memang cuma abang gonjreng yang bisa bikin hati ini meleleh bang. Hahaha.

Udah gitu aja. See you. :*

Februari 11, 2015

Resolusi 2015

Ngebahas soal resolusi 2015 ini ngebuat gue ngebayangin beberapa impian di tahun ini. Bukan tahun ini aja, mimpi gue di tahun-tahun berikutnya juga ikut kebayang-bayang gitu. Antriannya udah kayak kereta api lewat sekilas-sekilas di alam pikiran gue yang nggak tahu malu ini. Yah sepertinya gue berhasil sukses sebagai seorang pemimpi ulung yang selalu mempunyai banyak mimpi tapi untuk mencapainya.... nggak banyak tindakan yang gue lakuin. Padahal masih banyak tuh yang bisa gue lakuin.

Semangat gue setahun ini memang melorot kayak celana kakek-kakek yang udah lama nggak ganti-ganti. Nah loh bau dong? Hufft... oke gue ceritain. Penderitaan cewek paling cantik sedunia ini dimulai dari cuti kuliah gara-gara nggak ada money. Luntang-lantung nyari kerja kayak Ari Budiman di Kota Bandung sampai ke pinggiran-pinggiran jalan kota, masih aja nggak ada juga tuh yang mau nerima gue jadi karyawati cantik, yang tiap maju mundur tetep aja cantik. Yah sepertinya memang ini sudah nasib jadi cewek super cantik kayak gue. Saking cantiknya sampai-sampai hrd pada takut kesaing sama gue. Hahaha emang serba salah sih jadi orang cantik kayak gue, tapi lebih salah lagi jadi orang jelek yang ngaku-ngaku cantik kayak gue. Sebenernya sih gue nggak jelek, gue cuma nggak cantik aja.

Beruntung gue udah nggak jomblo lagi, jadi bisa sedikit pamer. Aneh bin ajaib juga sih ada cowok yang kehipnotis sama kecantikan gue yang ala ala Maudy Ayunda ini. Hihihi kata gue sih gue agak mirip-mirip gitu sama Maudy Ayunda. Tapi aneh bin aneh, masa nggak ada sih satu orang pun yang setuju sama pendapat gue. Kayaknya sih mata mereka pada ketutup debu yang tebelnya 5 meter, atau ketutup sama bulu mata yang kata Tante Syahrini itu namanya bulu mata anti badai. Kebayang dong gimana tebelnya bulu mata itu, namanya juga anti badai.

Lanjut ke cerita. Akhirnya gara-gara itu kerjaan gue cuma tidur, tidur dan tidur. Sesekali gue bantuin nyokap beberes rumah, bersih-bersih lah, cuci piring lah atau nyuci baju gue sendiri. Yaa namanya juga nggak ada aktifitas, ya beginilah. Lama-lama gue makin banyak tidurnya dan bikin nyokap sensitif alias ngomel-ngomel nggak ada hentinya. Itu karena gue jadi suka susah tidur yang akhirnya ngebuat gue terpaksa begadang dan baru bisa tidur sekitar jam 3 atau jam 4 dini hari. Shalat subuh saja sampai kelewat. Nah loh sedangkan tiap pagi itu jadwalnya  gue untuk nganter nyokap kerja, jadi makin sering saja gue dimarahin karena susah bangun.

Kadang gue nyesel, kenapa juga gue resign kerja cuma gara-gara kuliah? Tapi nggak lama datang pemikiran gue yang lain. Jangan disesali tiwi, bukannya kuliah itu cita-cita elu semenjak lulus sekolah? This is my choice, dan gue harus menikmati pilihan gue.

Gue inget banget, dulu gue sampai mewek gara-gara pengen kuliah, cuma mewek di kamar sih. Malu juga kalau gue merengek sama bokap, nyokap gara-gara pengen kuliah. Yang ada gue bakal dicap sebagai anak tidak tahu diri, sudah enak SMK bisa lulus masih saja menuntut hal yang aneh-aneh. Hihihi ‘maaf Mah, cuma bercanda.’ Sebagai anak tertua, gue ngerti banget, kalau gue harus tetap semangat. Biar kata, orang di sekitar gue cuma bikin gue menggalau tingkat tinggi, gue harus tetap positif thinking. Gue nggak boleh kemakan sama kata-kata pedas yang terlontar dari orang-orang yang seharusnya ngedukung gue. Ya meskipun tahun 2014 ini adalah tahun yang krisis semangat dan krisis finansial. Gue rasa ini bukan alasan yang tepat buat gue berhenti menyerah dan melambaikan tangan ke camera.

Baiklah ketidakdewasaan ini udah cukup sampai disini saja. Gue rasa udah waktunya untuk beranjak dari tempat tidur gue yang nyaman. Sebenarnya sih ini tempat tidur nggak nyaman banget, tapi buat orang miskin kayak gue, tidur dimana pun tetap saja susah bangun. Hihihi OK SEMANGAT.... Please jangan datang lagi malas, kamu itu nggak gue harapkan di kehidupan gue yang kejam ini. Sekarang gue harus nyari jalan keluar dari jalan buntu.

Ok 2015 ini, gue bakal raih mimpi-mimpi yang lagi kebayang di otak gue. Mimpi di wisuda, mimpi beli rumah untuk mama, juga mimpi untuk mempunyai sebuah karya tulis. Dan yang sedang gue geluti sejak awal desember 2014 lalu adalah mimpi gue untuk mengembangkan usaha konveksi ini. Konveksi bokap gue sih, tapi insya’allah tahun depan gue udah punya yang kayak gini. Amiin...

Sudah dulu yaa, sekarang gue harus banyak-banyak promosi biar orderan gue semakin banyak. Jangan sampai modal yang cuma sedikit ini berhenti berputar di tangan gue. Pokoknya nggak ada ampun deh kalau sampai kayak gitu. Karena itu bagi teman-teman sekalian yang ingin memesan pakaian model apapun dengan design sendiri, entah itu bentuk jaket, t-shirt, sweater, kemeja, jas, celana jeans, celana pdl, tas juga bisa loh. Hubungi gue okey. :D

Februari 10, 2015

Cewek Strong

Di umur gue yang udah kepala dua, gue pengen ceritain tentang cewek strong. Banyak yang beranggapan bahwa cewek strong itu adalah cewek yang suka angkat barble atau cewek yang jago taekwondo, juga cewek yang suka naik gunung bawa-bawa carrier di punggungnya dan terakhir banyak juga yang menafsirkan cewek strong itu adalah cewek yang tegar hadapin masalahnya. Padahal yang benar menurut gue adalah cewek yang suka angkat galon sendirian dari warung sampai rumah. Hihihi.....

Ini bukan galon ala anak alay jaman sekarang loh, ini galon beneran alias galon isi air 16 liter. Kebayang dong beratnya kayak apa itu galon? Dan yang bikin strong adalah waktu cowok-cowok yang lagi nongkrong di depan warung ngeliatin si cewek yang lagi angkat itu galon entah dengan ekspresi datar, cuek, heran, aneh, kasian. Gue nggak ngerti apa yang ada di otak mereka, yang jelas si cewek pura-pura cuek, padahal sebenarnya nahan malu.

Bicarain soal cewek strong, dengan terpaksa gue mengumumkan bahwa gue termasuk salah satu dari beberapa cewek strong di muka bumi ini yang terpaksa terima kenyataan. Tentunya kenyataan yang teramat pahit, sepahit kotoran telinga yang sangat menjengkelkan di telinga gue. Hikks... Hiperbola amat ya?

Menurut gue, angkat galon itu bukan hal yang seharusnya dikerjakan oleh para cewek, apalagi untuk cewek seimut gue. Sorry bukannya sok imut, tapi gue ini memang imut. Yaa setidaknya pacar gue pernah bilang gitu waktu umur gue masih dibawah kepala dua. Hihihi kayaknya sih habis bilang gitu, doi langsung mual-mual. :(

Kembali ke topik, gue paling nggak suka kalau nyokap udah nyuruh-nyuruh gue buat beli galon. Karena itu tandanya gue harus berubah jadi superman sementara. Kadang gue mikir kenapa Allah ciptain gue jadi cewek, kalau nyatanya nyokap suka suruh-suruh gue angkat galon. Gue ngerti banget kalau di rumah itu nggak ada bokap yang bisa tolongin gue buat angkat galon. Sayangnya nggak ngerti kenapa hati gue tetep kekeh kalau gue ini cewek imut, dan gue nggak seharusnya melakukan perintah ini.

Gue nggak ada daya, dengan atau tanpa gerutu di hati gue, terpaksa gue harus berangkat meski dengan hati mengganjal. Gue ini seorang anak, dan nggak seharusnya gue melawan perintah. Takut banget gue kalau kisah hidup gue yang masih acak-acakan ini harus berakhir kayak kisah malin kundang.

Dikutuk jadi batu sih masih mending, gimana kalau gue dikutuk jadi hewan yang paling gue takutin. Jadi kuda, jadi cicak, nggak kebayang gimana rasanya kalau tiap hari gue ketakutan lihat muka gue sendiri di cermin. Ngeri gue.

Sebenarnya gue udah dosa karena hati gue yang kadang suka menggerutu. Gue jadi inget ajaran waktu gue ngaji dulu, intinya “kalau kita melakukan perintah orang tua dengan menggerutu itu sama saja nggak ada gunanya, karena pahala tidak didapat malah dosa yang didapat,” itu seinget gue. Kadang gue minta ampun sama Allah tapi nggak minta ampun sama nyokap. Gue malu, jadi gue minta ampunnya kalau lagi lebaran saja.

Gue sadar, nyokap terpaksa nyuruh gue karena gue anak tertua. Apalagi nggak ada bokap di rumah. Hemmm kadang gue kesel tentang ketidakberadaan bokap gue. Ini jadi nyusahin gue sebagai anak pertama, terutama nyusahin nyokap gue. Karena krisis ekonomi, nyokap juga jadi sering ngomel-ngomel dan gue jadi sasaran utamanya. Kadang gue coba buat tutup telinga gue, tapi masih saja kedengeran.

Huffftt... Gue harap gue nggak akan mengeluh lagi kalau gue dapat perintah seperti ini. Dan untuk para cewek strong seperti gue, gue yakin kalian lebih strong dari sekedar seorang gue yang kadang masih suka mengeluh. Jadi gue harus bisa seperti kalian yang ada di luar sana.
 

Non Tiwi Template by Ipietoon Blogger Template | Gadget Review